Rabu, 04 Maret 2015

Analisis Kredit ''5C'' ''CHARACTER''

PENDAHULUAN
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari seseorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Dalam hal ini bank meyakini benar bahwa calon debiturnya memiliki reputasi baik, artinya selalu menepati janji dan tidak terlibat hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjudi, pemabuk, atau penipu. Untuk dapat membaca sifat atau watak dari calon debitur dapat dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir resiko kredit. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan melakukan analisis 5C (Character, Capacity, Capital, Condition of Economy, dan Collateral) terhadap nasabah. Dalam berbagai referensi disebutkan faktor C yang paling dominan dalam analisis tersebut adalah Character, yang tentunya sangat penting untuk didalami oleh petugas bank sebelum memberikan kredit. Dengan harapan sebagai bahan referensi terutama bagi para analis kredit perbankan, penulis mencoba menyampaikan beberapa gambaran deskriptif mengenai karakter calon nasabah dari segi upaya kita untuk mengidentifikasinya, sarana apa yang kita guna kan untuk menggali bagaimana karakternya, dengan harapan kita bisa memilih nasabah yang baik dari segi karakter.
1.      Apa yang dimaksud dengan Kredit ?
2.      Apa yang dimaksud dengan Character ?
3.      Bagaimana cara untuk melakukan penilaian Character/watak ?
4.      Factor apa saja yang penting dalam menilai Character/watak ?
5.      Bagaimana Tujuan dan Fungsi Kredit ?
6.      Apa saja jenis-jenis Kredit ?   
7.      Bagaimana Cara Pengelolaan Kredit ?  
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        
1.3  Tujuan
1.      Mengetahui Apa yang Dimaksud dengan Kredit.
2.      Mengetahui Apa yang Dimaksud dengan Character.
3.      Mengetahui Bagaimana cara untuk melakukan penilaian Character/watak.
4.      Mengetahui Factor apa saja yang penting dalam menilai Character/watak.
5.      Mengetahui Tujuan dan Fungsi Kredit.
6.      Mengetahui jenis-jenis Kredit.
7.      Mengetahui Cara Pengelolaan Kredit.  
  

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kredit
   Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan (truth atau faith), oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan, seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Akan tetapi dalam praktiknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain: kegunaan kredit, tujuan kredit, jangka waktu kredit, jaminan dan sektor usaha. Dilihat dari segi penggunaannya kredit terbagi dalam beberapa macam (kredit investasi dan kredit modal kerja). Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun. proyek/ pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut :
1.      Kepercayaan yaitu keyakinan dari pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
2.      Waktu yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontrapertasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
3.      Degree Of Risk yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Sebagai upaya mengurangi resiko diperlukan strategi dengan syarat adanya jaminan pokok maupun tambahan.
4.      Prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang. Tetapi juga dapat bentuk batang atau jasa. Namun karena kehidupan modern sekrang ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering dijumpai dalam praktek perkreditan.

2.2  Pengertian Character/Watak
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari seseorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Dalam hal ini bank meyakini benar bahwa calon debiturnya memiliki reputasi baik, artinya selalu menepati janji dan tidak terlibat hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjudi, pemabuk, atau penipu. Untuk dapat membaca sifat atau watak dari calon debitur dapat dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.
Salah satu keberhasilan dalam pemberian kredit sangat tergantung pada tingkat kejujuran maupun itikad baik dari debitur. Penilaian watak ini merupakan pekerjaan yang sangat sulit, karena dari pihak debitur akan berusaha untuk selalu terkesan baik. Oleh karena itu, dalam melakukan penilaian watak diperlukan adanya suatu strategi, metode ataupun keahlian dalam mengenali watak debitur sehingga dapat memperoleh gambaran yang sesungguhnya.
Dengan demikian tidak akan terjadi kegagalan dalam pemberian kredit yang disebabkan karena kesalahan dalam melakukan penilaian terhadap watak debitur. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh pejabat kredit dalam menganalisis watak calon debitur antara lain meliputi: perilaku, tanggung jawab, kedisiplinan diri, moral, maupun sifat–sifat pribadinya.
Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit harus dapat dipercaya yang tercermin dari latar belakang nasabah baik latar belakang yang bersikap pekerjaan maupun yang bersifat  pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial standingnya. Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan nasabah membayar kreditnya. Menurut Dendawijaya (2005) informasi mengenai calon debitur dapat diperoleh dengan cara bekerjasama dengan kalangan perbankan maupun kalangan bisnis lainnya. Informasi dari kalangan perbankan diperoleh melalui surat menyurat atau koresponden antar bank yang dikenal dengan bank informasi, termasuk permohonan resmi kepada Bank Indonesia (BI) untuk memperoleh informasi tentang calon debitur, baik mengenai  pribadinya maupun perusahaan atau bisnis yang dimiliki.
Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon nasabah tersebut, dapat ditempuh melalui upaya antara lain:
1.      Meneliti riwayat hidup calon nasabah
2.      Meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya
3.      Meminta bank to bank information (Sistem Informasi Debitur)
4.      Mencari informasi usaha dimana calon nasabah berada
5.      Mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi
6.      Mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi berfoya-foya.

2.3  Penilaian Character/watak
Cara yang dapat dilakukan untuk melakukan penilaian watak tersebut adalah dengan meneliti hal–hal sebagai berikut:
a. Riwayat Calon Debitur
1.      Kapan usaha tersebut didirikan?
2.      Bagaimana tingkat pertumbuhan usahanya?
3.      Bisnis apa saja yang dilakukan oleh calon debitur dalam melakukan pengembangannya?
4.      Bisnis apa yang memberikan kontribusi keuntungan yang paling dominan?
5.      Bagaimana cara debitur melakukan ekspansi bisnisnya?
b. Reputasi calon Debitur di Lingkungannya Bisnis / Usahanya
1.      Apakah perusahaan dipercaya oleh pemasok&pelanggannya dalam memenuhi pesanan dan kewajibannnya?
2.      Bagaimana positioning debitur dibidang bisnisnya, apakahmerupakan new comer (pendatangbaru), leader (dominan),atau follower (pengikut)?
3.      Apakah debitur pernah menarik cek/bilyet giro kosong atau termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia?
4.      Apakah debitur pernah terlibat masalah dengan pemerintah, hukum atau keluhan masyarakat?
c. Riwayat Hubungan
1.      Riwayat Hubungan.
·         Besarnya Kredit yang telah dinikmati
·         Kinerja Kredit
·         Tingkat Kerjasama
2.      Riwayat Hubungan dengan Bank
·         Bank mana yang telah memberikan kredit dan berapa jumlah kreditnya serta bagaimana     kolektibilitas kredit (dapat dilihat pada IDI Bank Indonesia)?
·         Apa sebab debitur menggunakan lebih dari satu bank atau pindah bank?
·         Sejak kapan debitur berhubungan dengan bank tersebut?
·         Bagaimana kinerja kredit debitur tersebut dan berapa baki debet kreditnya?
d. Legalitas Usaha
1)      Status Hukum Usaha debitur (Badan Hukum, Bukan Badan Hukum, Perorangan).
2)      Legalitas kegiatan usaha (Perizinan, Status Penanaman Modal)
e. Penilaian Watak dari Sumber–sumber Informasi
1)      Informasi yang didapat dari proposal permohonan kredit yang diajukan.
2)      Informasi yang didapat dari catatan dan dokumen
3)      Informasi yang didapat dari catatan dan dokumen usaha debitur
4)      Informasi yang didapat dari pihak lain
2.4  Faktor Penting Menilai Character/Watak
Keseluruhan informasi tersebut apabila digabungkan pada dasarnya menunjukan pola manajemen debitur dalam menjalankan usahanya, dan apabila diuraikan terdiri dari beberapa faktor yang sangat penting yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh seorang pejabat kredit lini untuk menilai karakter manajemen debiturnya, yaitu:
a.  Faktor Utama, yang perlu mendapat perhatian adalah karakter dari manajemen, yaitu orang–orang yang mengelola bisnis yang akan dibiayai. Karakter ini tercermin dalam reputasi debitur yang berkaitan dengan kejujuran, moral, komitmen dan kesediaan bekerja sama  Untuk menilai karakter debitur, seorang pejabat kredit lini dapat pula mengumpulkan informasi dari berbagai sumber sebagai berikut:
1)      Sesama Pejabat kredit lini, dari bank & bila pengecekan dilakukan ke bank lain disebutBank Checking.
2)      Nasabah yang mempunyai bidang usaha yang sama dengan calon debitur.
3)      Supplier atau mitra bisnis dari calon debitur, pengecekan informasi ke mitra dagang ini sering disebut sebagai Trade Checking.
b. Faktor Kedua, adalah orientasi manajemen terhadap tujuan / sasaran bisnis.  Tujuan / sasaran bisnis menunjukan persepsi menajemen tentang masa depan perusahaan di pasar dan langkah–langkah yang harus diambil untuk pencapaiannya yang dapat merupakan tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
Tujuan Jangka Panjang menunjukkan kondisi yang ingin dicapai di atas lima tahun ke depan dan kemudian diterjemahkan ke tujuan jangka menengah yang lebih spesifik. Sehingga seluruh tujuan jangka menengah ini harus mendukung pencapaian tujuan jangka panjang. Selanjutnya tujuan jangka menengah diterjemahkan lagi kedalam tujuan jangka pendek yang sangat taktis dan merupakan tujuan operasional yang harus dicapai dalam kurun waktu satu tahun. Karena merupakan turunannya maka tujuan jangka pendek harus juga mendukung tujuan jangka menengah.
Langkah langkah yang diambil manajemen untuk mencapai tujuan tersebut dituangkan dalam bentuk strategi–strategi (strategi adalah petunjuk umum mengenai cara–cara perusahaan mencapai tujuan jangka panjangnya). Strategi ini harus diterjemahkan ke dalam rencana tindakan (action plan) yang rinci yang merupakan pedoman dalam bekerja sehari-hari. Bagi manajemen yang memiliki visi, sasaran dan rencana yang jelas menunjukkan tingkat kesiapan mereka dalam mengelola bisnisnya.
c. Faktor ketiga yaitu manajemen adalah latar belakang dan reputasi serta tipe–tipe manajemen. Latar belakang berhubungan dengan pengalaman, dimana manajemen yang berpengalaman cenderung dapat menyelesaikan masalah dengn lebih baik dibandingkan dengan yang tidak berpengalaman di bidang usaha yang sama, sehingga risiko kegagalan akan lebih kecil. Sedangkan reputasi berkaitan dengan kredibilitas manajemen dimata mitra bisnisnya.

2.5  Tujuan dan Fungsi Kredit
Menurut Rivai (2006) terdapat 2 fungsi yang saling berkaitan dengan kredit yaitu profitability dan safety. Profitability yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan dari bunga yang harus dibayar nasabah. Sedangkan safety merupakan keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat tercapai tanpa hambatan yang berarti.
Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang dan juga dalam perdagangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.    Meningkatkan daya guna uang.
2.    Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
3.    Meningkatkan daya guna dan peredaran barang.
4.    Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.
5.    Meningkatkan kegairahan berusaha.
6.    Meningkatkan pemerataan pendapatan.
7.    Meningkatkan hubungan internasional.

Menurut Iswi (2010), tujuan penyaluran kredit adalah :
1.    Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.
2.    Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada.
3.    Melaksanakan kegiatan operasioanl bank.
4.    Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat.
5.    Memperlancar lalu lintas pembayaran.
6.    Menambah modal kerja perusahaan.
7.    Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

2.6  Jenis-jenis Kredit  
Menurut Hasibuan (2008) secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh Bank dan dilihat dari berbagai segi adalah :
1.    Dilihat dari segi kegunaan
Maksud dari jenis kredit dilihat dari segi kegunaannya adalah untuk melihat penggunaan uang tersebut apakah untuk digunakan dalam kegiatan atau hanya kegiatan tambahan. Jika ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis yaitu
a)    Kredit Investasi, yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru di mana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relative lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan .
b)   Kredit Modal Kerja, merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.
2.    Dilihat Dari Segi Tujuan Kredit
Kredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit, apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis kredit dilihat dari segi tujuannya adalah :
a.    Kredit Produktif, kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Artinya kredit ini digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan suatu baik berupa barang maupun jasa.
b.    Kredit Konsumtif., merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.
c.    Kredit Perdagangan, merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu.
3.    Dilihat Dari Segi Jangka Waktu
Dilihat dari segi jangka waktu, artinya lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama sekali diberikan sampai masa pelunasannya, jenis kredit ini adalah :
a.    Kredit Jangka Pendek, Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
b.    Kredit Jangka Menengah, jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.
c.    Kredit jangka Panjang, merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas tiga tahun atau lima tahun.
4.    Dilihat dari segi Jaminan
Maksudnya adalah setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai kredit yang diberikan. Jenis kredit dilihat dari segi jaminan adalah :
a.    Kredit Dengan Jaminan, merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barangberwujud atau tidak berwujud.
b.    Kredit Tanpa Jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminanbarang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan Bank yang bersangkutan.
5.    Dilihat Dari Segi Sektor Usaha
Setiap sektor usaha memiliki karateristik yang berbeda-beda, oleh karena itu pemberian fasilitas kredit berbeda pula. Jenis kredit jika dilihat dari sektor usaha sebagai berikut : 
a)    Kredit Pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.
b)   Kredit Peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek.
c)    Kredit Industri, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil, menengah atau besar.
d)   Kredit pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang dibiayainya, biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau tambang timah.
e)    Kredit Pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupakredit untuk mahasiswa yang sedang belajar.
f)    Kredit Profesi, diberikan kepada kalangan para professional seperti, dosen, dokter atau pengacara.
g)   Kredit Perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.
h)   Dan sektor-sektor usaha lainnya.

2.7  Pengelolaan Kredit
Menurut Kasmir (2007), pengelolaan kredit yang baik mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengendalian dan pengawasan kredit macet. Dari sudut kolektibilitas yaitu keadaan pembayaran pokok dan pembayaran bunga kredit oleh nasabah, maka kredit yang diberikan oleh bank dapat digolongkan ke beberapa keadaan, yaitu :
1)   Lancar berarti tidak terdapat tunggakan angsuran pokok bunga atau cerukan.
2)   Kurang lancar berarti ada kelambatan sebentar dalam pembayaran angsuran pokok, bunga atau cerukan, tetapi debitur masih membayar dan dapat ditolerir (ditegur).
3)   Diragukan berarti selalu terlambat cukup lama dalam pembayaran angsuran pokok, bunga atau cerukan, tetapi debitur masih membayar dan sulit ditolerir.
4)   Macet berarti menunggak dan tidak lagi membayar angsuran, bunga atau cerukan.
Menurut Singugan (2007), menyatakan bahwa kolektibilats adalah ketertiban pembayaran bunga oleh nasabah. Menurut beliau, pengelompokkan kredit berdasarkan keadaan dan kelancarannya sangat perlu untuk dilakukan demi kelancaran tugas-tugas pengamanan fasilitas-fasilitas yang telah diberikan kepada para nasabah.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Dalam berbagai referensi disebutkan faktor C yang paling dominan dalam analisis untuk meminimalisir resiko kredita dalah Character, yang tentunya sangat penting untuk didalami oleh petugas bank sebelum memberikan kredit. Dan dengan  menggunakan analisis terhadap riwayat dan pengalaman bisnis debitur yang menggambarkan pula pola manajemen debitur diharapkan mampu memberikan informasi tentang watak/karakter debitur dalam berbisnis apakah ekspansif, moderat atau konservatif.
            Salah satu keberhasilan dalam pemberian kredit sangat tergantung pada tingkat kejujuran maupun sikap baik dari debitur. Penilaian watak ini merupakan pekerjaan yang sangat sulit, karena dari pihak debitur akan berusaha untuk selalu terkesan baik. Oleh karena itu, dalam melakukan penilaian watak diperlukan adanya suatu strategi, metode ataupun keahlian dalam mengenali watak debitur sehingga dapat memperoleh gambaran yang sesungguhnya.
Dengan demikian tidak akan terjadi kegagalan dalam pemberian kredit yang disebabkan karena kesalahan dalam melakukan penilaian terhadap watak debitur. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh pejabat kredit lini dalam menganalisis watak calon debitur antara lain meliputi: perilaku, tanggung jawab, kedisiplinan diri, moral, maupun sifat-sifat pribadinya.

3.2 Saran
            Dengan memberikan pinjaman kepada calon debitur harus betul-betul diperhatikan beberapa hal terutama Character atau watak calon debitur karena keberhasilan dalam pemberian kredit sangat tergantung pada kejujuran maupun tanggungjawab dari debitur.

 DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan S.P. Drs. H. Malayu. 2008. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Kasmir, 2007. Bank dan Lembaga Keungan Lainnya, Jakarta : Rajawali Press.
Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal. 2006. Credit Manajemen Handbook, Edisi Pertama, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Singungan, Muchdarsyah, 2007. Manajemen Dana Bank, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

 ANALISIS KREDIT AGRIBISNIS


Text Box: CHARACTER

                                
(336 G3 223)

Description: unhas berwarna.bmp 
KELOMPOK I :
RISKAWATI                        G211 12 002
MUSLIMIN               G211 12 012
HASMIRAWATI     G211 12 021
ASMAWATI             G211 12 026
  

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar