PENDAHULUAN
Character merupakan sifat atau watak
seseorang. Sifat atau watak dari seseorang yang akan diberikan kredit
benar-benar harus dipercaya. Dalam hal ini bank meyakini benar bahwa calon
debiturnya memiliki reputasi baik, artinya selalu menepati janji dan tidak
terlibat hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjudi, pemabuk,
atau penipu. Untuk dapat membaca sifat atau watak dari calon debitur dapat
dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang
pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang
dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir resiko kredit. Salah
satu cara yang dapat digunakan adalah dengan melakukan analisis 5C (Character,
Capacity, Capital, Condition of Economy, dan Collateral) terhadap nasabah.
Dalam berbagai referensi disebutkan faktor C yang paling dominan dalam analisis
tersebut adalah Character, yang tentunya sangat penting untuk didalami oleh
petugas bank sebelum memberikan kredit. Dengan harapan sebagai bahan referensi
terutama bagi para analis kredit perbankan, penulis mencoba menyampaikan
beberapa gambaran deskriptif mengenai karakter calon nasabah dari segi upaya
kita untuk mengidentifikasinya, sarana apa yang kita guna kan untuk menggali
bagaimana karakternya, dengan harapan kita bisa memilih nasabah yang baik dari
segi karakter.
1.
Apa yang dimaksud dengan Kredit ?
2.
Apa yang
dimaksud dengan Character ?
3.
Bagaimana
cara untuk
melakukan penilaian Character/watak ?
4.
Factor apa
saja yang penting dalam menilai Character/watak ?
5.
Bagaimana Tujuan dan Fungsi Kredit ?
6.
Apa saja jenis-jenis Kredit ?
7.
Bagaimana Cara Pengelolaan Kredit ?
1.
Mengetahui Apa yang Dimaksud dengan Kredit.
2.
Mengetahui Apa yang Dimaksud dengan Character.
3.
Mengetahui Bagaimana cara untuk melakukan penilaian
Character/watak.
4.
Mengetahui Factor apa saja yang penting dalam menilai
Character/watak.
5.
Mengetahui Tujuan dan Fungsi Kredit.
6.
Mengetahui jenis-jenis Kredit.
7.
Mengetahui Cara Pengelolaan Kredit.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kredit
Istilah
kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan
(truth atau faith), oleh karena itu dasar dari kredit adalah
kepercayaan, seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur)
percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi
segala sesuatu yang telah dijanjikan. Akan tetapi dalam
praktiknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk
masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat
dilihat dari berbagai segi antara lain: kegunaan kredit, tujuan kredit, jangka waktu kredit, jaminan dan sektor usaha. Dilihat dari
segi penggunaannya kredit terbagi dalam beberapa macam (kredit investasi dan
kredit modal kerja). Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang
biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun. proyek/
pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.
Adapun unsur-unsur yang
terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut :
1. Kepercayaan yaitu keyakinan dari pemberi
kredit bahwa prestasi yang diberikannya
baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya
kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
2. Waktu yaitu suatu masa yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontrapertasi yang akan diterima pada masa
yang akan datang.
3. Degree Of Risk yaitu suatu tingkat resiko yang
akan dihadapi sebagai akibat dari adanya
jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi
yang akan diterima kemudian hari. Sebagai upaya mengurangi resiko diperlukan
strategi dengan syarat adanya jaminan pokok maupun tambahan.
4. Prestasi atau
objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang. Tetapi juga dapat
bentuk batang atau jasa. Namun karena kehidupan modern sekrang ini didasarkan
kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang
sering dijumpai dalam praktek perkreditan.
2.2 Pengertian Character/Watak
Character merupakan
sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari seseorang yang akan diberikan
kredit benar-benar harus dipercaya. Dalam hal ini bank meyakini benar bahwa
calon debiturnya memiliki reputasi baik, artinya selalu menepati janji dan
tidak terlibat hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjudi,
pemabuk, atau penipu. Untuk dapat membaca sifat atau watak dari calon debitur
dapat dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang
pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang
dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.
Salah satu keberhasilan
dalam pemberian kredit sangat tergantung pada tingkat kejujuran maupun itikad
baik dari debitur. Penilaian watak ini merupakan pekerjaan yang sangat sulit,
karena dari pihak debitur akan berusaha untuk selalu terkesan baik. Oleh karena
itu, dalam melakukan penilaian watak diperlukan adanya suatu strategi, metode
ataupun keahlian dalam mengenali watak debitur sehingga dapat memperoleh
gambaran yang sesungguhnya.
Dengan demikian tidak
akan terjadi kegagalan dalam pemberian kredit yang disebabkan karena kesalahan
dalam melakukan penilaian terhadap watak debitur. Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan oleh pejabat kredit dalam menganalisis watak calon debitur antara
lain meliputi: perilaku, tanggung jawab, kedisiplinan diri, moral, maupun
sifat–sifat pribadinya.
Sifat atau watak dari
orang-orang yang akan diberikan kredit harus dapat dipercaya yang tercermin
dari latar belakang nasabah baik latar belakang yang bersikap pekerjaan maupun
yang bersifat pribadi seperti: cara hidup
atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial standingnya.
Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan nasabah membayar kreditnya.
Menurut Dendawijaya (2005) informasi mengenai calon debitur dapat diperoleh
dengan cara bekerjasama dengan kalangan perbankan maupun kalangan bisnis
lainnya. Informasi dari kalangan perbankan diperoleh melalui surat menyurat
atau koresponden antar bank yang dikenal dengan bank informasi, termasuk
permohonan resmi kepada Bank Indonesia (BI) untuk memperoleh informasi tentang
calon debitur, baik mengenai pribadinya
maupun perusahaan atau bisnis yang dimiliki.
Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon
nasabah tersebut, dapat ditempuh melalui upaya antara lain:
1. Meneliti riwayat hidup calon nasabah
2. Meneliti reputasi calon nasabah tersebut di
lingkungan usahanya
3. Meminta bank to bank information (Sistem Informasi
Debitur)
4. Mencari informasi usaha dimana calon nasabah berada
5. Mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi
6. Mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi
berfoya-foya.
2.3 Penilaian Character/watak
Cara yang dapat
dilakukan untuk melakukan penilaian watak tersebut adalah dengan meneliti
hal–hal sebagai berikut:
a. Riwayat Calon Debitur
1.
Kapan usaha tersebut didirikan?
2.
Bagaimana tingkat pertumbuhan usahanya?
3.
Bisnis apa saja yang dilakukan oleh
calon debitur dalam melakukan pengembangannya?
4.
Bisnis apa yang memberikan kontribusi
keuntungan yang paling dominan?
5.
Bagaimana cara debitur melakukan
ekspansi bisnisnya?
b. Reputasi calon Debitur di Lingkungannya Bisnis / Usahanya
1.
Apakah perusahaan dipercaya
oleh pemasok&pelanggannya dalam memenuhi pesanan dan
kewajibannnya?
2.
Bagaimana positioning debitur
dibidang bisnisnya, apakahmerupakan new comer (pendatangbaru), leader (dominan),atau follower (pengikut)?
3.
Apakah debitur pernah menarik cek/bilyet
giro kosong atau termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia?
4.
Apakah debitur pernah terlibat
masalah dengan pemerintah, hukum atau keluhan masyarakat?
c. Riwayat Hubungan
1.
Riwayat Hubungan.
·
Besarnya Kredit yang telah dinikmati
·
Kinerja Kredit
·
Tingkat Kerjasama
2.
Riwayat Hubungan dengan Bank
·
Bank mana yang telah memberikan kredit
dan berapa jumlah kreditnya serta
bagaimana kolektibilitas kredit (dapat dilihat
pada IDI Bank Indonesia)?
·
Apa sebab debitur menggunakan lebih dari
satu bank atau pindah bank?
·
Sejak kapan debitur berhubungan dengan
bank tersebut?
·
Bagaimana kinerja kredit debitur
tersebut dan berapa baki debet kreditnya?
d. Legalitas Usaha
1)
Status Hukum Usaha debitur (Badan Hukum,
Bukan Badan Hukum, Perorangan).
2)
Legalitas kegiatan usaha (Perizinan,
Status Penanaman Modal)
e. Penilaian Watak dari Sumber–sumber Informasi
1)
Informasi yang didapat dari proposal
permohonan kredit yang diajukan.
2)
Informasi yang didapat dari catatan dan
dokumen
3)
Informasi yang didapat dari catatan dan
dokumen usaha debitur
4)
Informasi yang didapat dari pihak lain
2.4 Faktor Penting Menilai
Character/Watak
Keseluruhan informasi
tersebut apabila digabungkan pada dasarnya menunjukan pola manajemen debitur
dalam menjalankan usahanya, dan apabila diuraikan terdiri dari beberapa faktor
yang sangat penting yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh seorang
pejabat kredit lini untuk menilai karakter manajemen debiturnya, yaitu:
a. Faktor
Utama, yang perlu mendapat perhatian adalah karakter dari manajemen,
yaitu orang–orang yang mengelola bisnis yang akan dibiayai. Karakter ini
tercermin dalam reputasi debitur yang berkaitan dengan kejujuran, moral,
komitmen dan kesediaan bekerja sama Untuk menilai karakter debitur,
seorang pejabat kredit lini dapat pula mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber sebagai berikut:
1) Sesama
Pejabat kredit lini, dari bank & bila pengecekan dilakukan ke bank lain
disebutBank Checking.
2) Nasabah
yang mempunyai bidang usaha yang sama dengan calon debitur.
3) Supplier
atau mitra bisnis dari calon debitur, pengecekan informasi ke mitra dagang ini
sering disebut sebagai Trade Checking.
b. Faktor Kedua, adalah orientasi
manajemen terhadap tujuan / sasaran bisnis. Tujuan / sasaran bisnis
menunjukan persepsi menajemen tentang masa depan perusahaan di pasar dan
langkah–langkah yang harus diambil untuk pencapaiannya yang dapat merupakan
tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
Tujuan
Jangka Panjang menunjukkan kondisi yang ingin dicapai di atas lima tahun ke
depan dan kemudian diterjemahkan ke tujuan jangka menengah yang lebih spesifik.
Sehingga seluruh tujuan jangka menengah ini harus mendukung pencapaian tujuan
jangka panjang. Selanjutnya tujuan jangka menengah diterjemahkan lagi kedalam
tujuan jangka pendek yang sangat taktis dan merupakan tujuan operasional yang
harus dicapai dalam kurun waktu satu tahun. Karena merupakan turunannya maka
tujuan jangka pendek harus juga mendukung tujuan jangka menengah.
Langkah
langkah yang diambil manajemen untuk mencapai tujuan tersebut dituangkan dalam
bentuk strategi–strategi (strategi adalah petunjuk umum mengenai cara–cara
perusahaan mencapai tujuan jangka panjangnya). Strategi ini harus diterjemahkan
ke dalam rencana tindakan (action plan) yang rinci yang merupakan
pedoman dalam bekerja sehari-hari. Bagi manajemen yang memiliki visi, sasaran
dan rencana yang jelas menunjukkan tingkat kesiapan mereka dalam mengelola
bisnisnya.
c. Faktor ketiga yaitu manajemen adalah
latar belakang dan reputasi serta tipe–tipe manajemen. Latar belakang
berhubungan dengan pengalaman, dimana manajemen yang berpengalaman cenderung
dapat menyelesaikan masalah dengn lebih baik dibandingkan dengan yang tidak
berpengalaman di bidang usaha yang sama, sehingga risiko kegagalan akan lebih
kecil. Sedangkan reputasi berkaitan dengan kredibilitas manajemen dimata mitra
bisnisnya.
2.5 Tujuan dan Fungsi Kredit
Menurut Rivai (2006) terdapat 2 fungsi yang saling berkaitan
dengan kredit yaitu profitability dan
safety. Profitability yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit
berupa keuntungan dari bunga yang harus dibayar nasabah. Sedangkan safety merupakan keamanan dari prestasi
atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat tercapai tanpa
hambatan yang berarti.
Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang dan juga dalam
perdagangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Meningkatkan daya guna uang.
2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
3. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang.
4. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.
5. Meningkatkan kegairahan berusaha.
6. Meningkatkan pemerataan pendapatan.
7. Meningkatkan hubungan internasional.
Menurut Iswi (2010), tujuan penyaluran kredit adalah
:
1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.
2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada.
3. Melaksanakan kegiatan operasioanl bank.
4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat.
5. Memperlancar lalu lintas pembayaran.
6. Menambah modal kerja perusahaan.
7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
2.6 Jenis-jenis Kredit
Menurut
Hasibuan (2008) secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh Bank dan
dilihat dari berbagai segi adalah :
1. Dilihat
dari segi kegunaan
Maksud
dari jenis kredit dilihat dari segi kegunaannya adalah untuk melihat penggunaan
uang tersebut apakah untuk digunakan dalam kegiatan atau hanya kegiatan
tambahan. Jika ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis yaitu
a) Kredit
Investasi, yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha
atau membangun proyek/pabrik baru di mana masa pemakaiannya untuk suatu periode
yang relative lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan
utama suatu perusahaan .
b) Kredit
Modal Kerja, merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan
produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal kerja diberikan untuk
membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya lainnya yang berkaitan
dengan proses produksi perusahaan.
2. Dilihat
Dari Segi Tujuan Kredit
Kredit
jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit, apakah bertujuan untuk
diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis kredit dilihat
dari segi tujuannya adalah :
a. Kredit
Produktif, kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Artinya
kredit ini digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan suatu baik berupa
barang maupun jasa.
b. Kredit
Konsumtif., merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai
secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang
dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau
badan usaha.
c. Kredit
Perdagangan, merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan
biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil
penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier
atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu.
3. Dilihat
Dari Segi Jangka Waktu
Dilihat
dari segi jangka waktu, artinya lamanya masa pemberian kredit mulai dari
pertama sekali diberikan sampai masa pelunasannya, jenis kredit ini adalah :
a.
Kredit Jangka Pendek, Kredit ini merupakan kredit
yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun
dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
b.
Kredit Jangka Menengah, jangka waktu kreditnya
berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun, kredit jenis ini dapat diberikan
untuk modal kerja.
c.
Kredit jangka Panjang, merupakan kredit yang masa
pengembaliannya paling panjang yaitu diatas tiga tahun atau lima tahun.
4. Dilihat
dari segi Jaminan
Maksudnya
adalah setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus dilindungi dengan suatu
barang atau surat-surat berharga minimal senilai kredit yang diberikan. Jenis
kredit dilihat dari segi jaminan adalah :
a. Kredit
Dengan Jaminan, merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu.
Jaminan tersebut dapat berbentuk barangberwujud atau tidak berwujud.
b. Kredit
Tanpa Jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminanbarang atau orang
tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter
serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan Bank yang bersangkutan.
5. Dilihat
Dari Segi Sektor Usaha
Setiap
sektor usaha memiliki karateristik yang berbeda-beda, oleh karena itu pemberian
fasilitas kredit berbeda pula. Jenis kredit jika dilihat dari sektor usaha
sebagai berikut :
a)
Kredit Pertanian, merupakan kredit yang dibiayai
untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.
b)
Kredit Peternakan, dalam hal ini kredit diberikan
untuk jangka waktu yang relatif pendek.
c)
Kredit Industri, yaitu kredit untuk membiayai
industri pengolahan baik untuk industri kecil, menengah atau besar.
d)
Kredit pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha
tambang yang dibiayainya, biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas,
minyak atau tambang timah.
e)
Kredit Pendidikan, merupakan kredit yang diberikan
untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupakredit
untuk mahasiswa yang sedang belajar.
f)
Kredit Profesi, diberikan kepada kalangan para
professional seperti, dosen, dokter atau pengacara.
g)
Kredit Perumahan, yaitu kredit untuk membiayai
pembangunan atau pembelian perumahan.
h)
Dan sektor-sektor usaha lainnya.
2.7 Pengelolaan Kredit
Menurut Kasmir (2007), pengelolaan kredit yang baik mulai dari
perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit,
analisis pemberian kredit sampai kepada pengendalian dan pengawasan kredit
macet. Dari sudut kolektibilitas yaitu keadaan pembayaran pokok dan pembayaran
bunga kredit oleh nasabah, maka kredit yang diberikan oleh bank dapat
digolongkan ke beberapa keadaan, yaitu :
1)
Lancar
berarti tidak terdapat tunggakan angsuran pokok bunga atau cerukan.
2)
Kurang
lancar berarti ada kelambatan sebentar dalam pembayaran angsuran pokok, bunga
atau cerukan, tetapi debitur masih membayar dan dapat ditolerir (ditegur).
3)
Diragukan
berarti selalu terlambat cukup lama dalam pembayaran angsuran pokok, bunga atau
cerukan, tetapi debitur masih membayar dan sulit ditolerir.
4)
Macet
berarti menunggak dan tidak lagi membayar angsuran, bunga atau cerukan.
Menurut Singugan (2007), menyatakan bahwa kolektibilats adalah
ketertiban pembayaran bunga oleh nasabah. Menurut beliau, pengelompokkan kredit
berdasarkan keadaan dan kelancarannya sangat perlu untuk dilakukan demi
kelancaran tugas-tugas pengamanan fasilitas-fasilitas yang telah diberikan
kepada para nasabah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam berbagai referensi disebutkan faktor C
yang paling dominan dalam analisis
untuk meminimalisir resiko kredita dalah Character,
yang tentunya sangat penting untuk didalami oleh petugas bank
sebelum memberikan kredit. Dan
dengan menggunakan analisis terhadap riwayat dan pengalaman bisnis
debitur yang menggambarkan pula pola manajemen debitur diharapkan mampu
memberikan informasi tentang watak/karakter debitur dalam berbisnis apakah
ekspansif, moderat atau konservatif.
Salah
satu keberhasilan dalam pemberian kredit sangat tergantung pada tingkat
kejujuran maupun sikap baik dari debitur. Penilaian watak ini merupakan
pekerjaan yang sangat sulit, karena dari pihak debitur akan berusaha untuk
selalu terkesan baik. Oleh karena itu, dalam melakukan penilaian watak
diperlukan adanya suatu strategi, metode ataupun keahlian dalam mengenali watak
debitur sehingga dapat memperoleh gambaran yang sesungguhnya.
Dengan demikian tidak akan terjadi
kegagalan dalam pemberian kredit yang disebabkan karena kesalahan dalam
melakukan penilaian terhadap watak debitur. Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan oleh pejabat kredit lini dalam menganalisis watak calon debitur antara
lain meliputi: perilaku, tanggung jawab, kedisiplinan diri, moral, maupun
sifat-sifat pribadinya.
3.2 Saran
Dengan memberikan pinjaman kepada
calon debitur harus betul-betul diperhatikan beberapa hal terutama Character
atau watak calon debitur karena keberhasilan dalam pemberian kredit sangat
tergantung pada kejujuran maupun tanggungjawab dari debitur.
DAFTAR
PUSTAKA
Hasibuan S.P. Drs. H. Malayu. 2008. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Kasmir, 2007. Bank dan Lembaga Keungan Lainnya, Jakarta : Rajawali Press.
Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal. 2006. Credit Manajemen Handbook, Edisi
Pertama, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Singungan, Muchdarsyah, 2007. Manajemen Dana Bank, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
ANALISIS KREDIT AGRIBISNIS

(336 G3 223)

KELOMPOK
I :
RISKAWATI G211 12 002
MUSLIMIN G211 12 012
HASMIRAWATI G211 12 021
ASMAWATI G211 12 026
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN
SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar