I. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan suatu perusahaan dapat
dilihat dari perkembangan status keuangan perusahaan tersebut yang dapat
dilihat dari laporan pertanggungjawaban perusahaan yang disajikan dalam laporan
keuangan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.1 tujuan laporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Maka dapat disimpulkan laporan
keuangan dapat dijadikan sarana untuk melihat tingkat produktivitas perusahaan
dimasa lalu dan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengambil keputusan dimasa
yang akan datang.
Salah satu bentuk laporan keuangan
adalah laporan arus kas. Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang
menyajikan lalu lintas arus kas keluar dan arus kas masuk perusahaan. Laporan
arus kas akan menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan kas
perusahaan. Laporan arus kas juga akan menunjukkan sumber-sumber pemasukan kas
dan pengeluaran kas. Dengan laporan arus kas maka pihak-pihak yang berkaitan
dengan perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat. Misalnya, apabila arus
kas masuk lebih kecil daripada arus kas keluar tentu kondisi ini akan membawa perusahaan
dalam kondisi defisit kas, dan hal tersebut tentu tidak baik untuk perusahaan.
Kondisi arus kas yang kecil dibandingkan dengan beban akan membuat kreditor kehilangan
keyakinan atas perusahaan karena dianggap mengalami financial distress atau permalasahan keuangan.
Dengan posisi kas yang memegang
peranan yang sangat penting dalam kelanjutan perusahaan dapat dikatakan laporan
arus kas juga memegang perana yang sangat penting untuk perusahaan karena
kegunaannya untuk menyajikan laporan aktivitas kas perusahaan, baik kas masuk
mauapun kas keluar serta sumber penerimaan dan pengeluaran kas.
Untuk itu, kita perlu menggunakan
metode lain yang disebut cash budget (anggaran kas) atau yang lebih umum dapat
dikenal sebagai cashflow. Cash budget dalam kata lain dapat dikenal sebagai
suatu perkiraan mengenai keluar masuknya dana tunai yang terjadi.
Dengan menyusun cash budget secara
bulanan, kita dapat mengetahui secara pasti kebutuhan dana untuk bulan tertentu
dan kemampuan serta waktu dimana bisnis tersebut mampu mengembalikan pinjaman.
Metode cash budget kadang-kadang lebih akurat untuk perusahaan yang memiliki
penjualan musiman. Misalnya untuk industri payung, kebutuhan dana akan
meningkat apabila dimusim hujan, dan akan menurun di musim kemarau. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa cash budget melengkapi analisis neraca proforma dengan
menjembatani kesenjangan beberapa tanggal neraca.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Pengertian Proyeksi Aliran Kas (Cashflow Projection) ?
2.
Bagaimana Pemanfaatan Proyeksi Aliran Kas (Cashflow Projection) ?
3.
Bagaimana Prinsip-prinsip Penyusunan Cashflow ?
4.
Bagaimana Format Umum Cashflow ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk Mengetahui Pengertian Proyeksi Aliran Kas (Cashflow Projection)
2.
Untuk Mengetahui Pemanfaatan Proyeksi Aliran Kas (Cashflow Projection)
3.
Untuk Mengetahui prinsip-prinsip Penyusunan Cashflow
4.
Untuk Mengetahui Format Umum Cashflow
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Proyeksi Aliran kas (Cashflow Projection)
Cashflow
(Aliran Kas) merupakan sejumlah uang kas
yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata
lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan
aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Analisis
arus kas (Cashflow)
adalah Laporan yang
disusun guna menunjukkan perubahan bertambahnya atau berkurangnya uang kas
selama satu periode. Pengeluaran uang kas suatu perusahaan dapat bertambah
terus, misalnya untuk pengeluaran pembelian bahan mentah, pembayaran gajki,
upah, honor, dan lain sebagainya.
Hal
utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas
adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang miliki, simpan atau
investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Fungsi
likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada
pengurangan investasi awal.
2. Fungsi
Anti Inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya
beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3. Capital
Growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan
jangka waktu relatif panjang.
Aliran kas yang
berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a) Aliran
kas awal (Initial Cash Flow)
merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi
misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat
dikatakan aliran kas keluar (cash out
flow)
b) Aliran
kas operasional (Operational Cash Flow)
merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti;
penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional
merupakan aliran kas masuk (cash in flow)
dan aliran kas keluar (cash out flow).
c) Aliran
kas akhir (Terminal Cash Flow)
merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu)
seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek
2.2 Pemanfaatan Cashflow
Projection
Metode
proyeksi aliran kas ini sangat sesuai digunakan dalam situasi penyaluran kredit
sebagai berikut:
1.
Penjualan perusahaan yang sangat fluktuatif. Penjualan
setiap bulan bergerak dalam satu interval yang cukup besar. Fluktuasi ini
mengakibatkan posisi dana perusahaan juga bervariasi sangat tinggi. Bisa saja
terjadi bahwa pada bulan tertentu terdapat kelebihan dana
yang besar, namun tiba-tiba pada bulan berikutnya terdapat kekurangan dana yang
besar.
2.
Penjualan yang bersifat musiman. Misanya, industri
payung. Kebutuhan dana akan meningkat pesat menjelang musim hujan. Karena,
menjelang musim hujan inilah produksi dan distribusi payung terjadi. Penjualan
dan penagihan piutang terjadi pada saat musim hujan tiba. Pada musim kemarau,
kebutuhan dana relatif kecil karena penjualan juga relatif kecil.
3.
Pembiayaan proyek (project
financing). Misanya pembangunan apartemen, pendirian pabrik, pembelian
mesin besar, dan lain-lain. Kebutuhan dana terhadap proyek-proyek seperti ini
sangat tergantung pada bentuk dan progres proyek.
Melalui proyeksi aliran kas ini,
dapat diketahui :
1.
Jumlah dana yang dibutuhkan, baik kebutuhan jangka
penjang maupun jangka pendek. Selanjutnya dapat diketahui kapan dana tersebut
dibutuhkan.
2.
Durasi grace
priod yang diperlukan oleh bisnis/proyek sebelum memulai cicilan pkok.
3.
Kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran
kewjiban bulanan. Dengan demikian dapat diketahui jangka waktu yang dibutuhkan
untuk melunasi kredit. Penting untuk dicatat, bank tidak boleh ‘’memaksa’’
perusahaan menbayar kewajiban di luar kapasitas Cashflow-nya. Apabila itu dilakukan, perusahaan akan jatuh tempo ke
dalam kesulitan likuiditas. Akhirnya bank juga yang akan ikut merasakan
akibatnya, yaitu tunggakan pembayaran.
Proyeksi aliran kas ini dapat
disusun dengan periode tertentu. Misanya, per tahun, per bulan, per minggu,
atau bahkan, harian. Tentu saja semakin pendek
interval yang dipakai, hasil proyeksi akan lebih presisi. Tetapi, itu membutuhkan usaha yang lebih besar dan data yang lebih rinci. Bagi bank, periode bulanan dan tahunan, umumnya, sudah mencukupi.
interval yang dipakai, hasil proyeksi akan lebih presisi. Tetapi, itu membutuhkan usaha yang lebih besar dan data yang lebih rinci. Bagi bank, periode bulanan dan tahunan, umumnya, sudah mencukupi.
Pada umumnya, untuk kebutuhan
perkreditan, proyeksi yang dilakukan adalah bulanan. Untuk proyek jangka
panjang, misalnya, pembiayaan hotel, biasanya proyeksi bulanan dilakukan untuk
1-3 tahun pertama. Setelah itu, dilakukan secara tahunan. Patokan yang dipakai
untuk menetukan durasi proyeksi bulanan adalah mulai dari awal proyek sampai
dengan masa stabilitas komersial. Misalnya, pembangunan sebuah hotel. Mungkin 2
tahun pertama adalah masa kontruksi. Setelah itu, 1 tahun berikutnya adalah masa
peluncuran dan promosi. Setelah itu, dianggap penjualan akan stabil. Dengan
demikian 3 tahun pertama dilakukan proyeksi bulanan untuk memperoleh gambaran
yang lebih rinci. Setelah itu, tahunan sudah cukup memadai. Untuk proyek lain,
mungkin proyeksi bulanan dibutuhkan cukup untuk 2 tahun pertama. Jadi,
tergantung pada jenis dan sifat proyek yang dibiayai.
Adapun kegunaan dalam
menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak
terutama manajement sebagai berikut :
1.
Memberikan seluruh rencana penerimaan
kas yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang
menyebabkan perubahan kas.
2.
Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan
dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian
kredit.
3.
Membantu
menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
4.
Untuk kreditur dapat melihat kemampuan
perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya
2.3 Prinsip-prinsip Penyususnan Cashflow
Dalam penyusunan cashflow, ada beberapa prinsip yang harus
diketahui terlebih dahulu. Yang pertama adalah bahwa, sesuai namanya, cashflow
disusun dengan basis tunai (cash basis). Hal ini berbeda dengan laporan
keuangan yang umumnya menggunakan accrual bisnis (pencatatan
dilakukan pada saat transaksi terjadi). Pada cash basis:
1. Pencatatan
dilakukan pada saat uang tunai diterima, bukan pada saat penjualan terjadi.
Misalnya, penjualan pada bulan januari dilakukan dengan cara kredit 2 bulan.
Pada saat melakukan proyeksi aliran kas, yang diperhatikan adalah pada saat
tagihan diterima, yaitu 2 bulan kemudian. Pendapatan diakui pada saat uang tunai diterima. Bukan pada saat penjualan
dilakukan.
2. Biaya-biaya
juga sama, dicatat pada saat uang tunai di keluarkan, bukan pada saat biaya
timbul. Misalnya, perusahaan membeli barang melalui kredit 3 bulan. Catatan di Cashflow baru muncul pada saat
pembayaran dilakukan, bukan pada saat pembelian.
Sedangkan pada
accrual basis, pendapatan dan biaya diakui pada saat kejadian, dan hal tersebut
belum tentu sama dalam waktu terjadi pemindahan uang tunai. Contoh: PT. A menjual
barang secara kredit selama 3 bulan. Pada accrual basis penjualan dicatat pada
saat barang dijual, sedangkan pada cash basis, penjualan baru dicatat setelah
uang diterima (yaitu setelah 3 bulan kemudian).
Adapun langkah-langkah
dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1. Menentukan
minimum kas
2. Menyusun
estimasi penerimaan dan pengeluaran
3. Menyusun
perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas
dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
4. Menyusun
kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi
financial dan budget kas yang final.
Dalam
menyusun Cash Flow kita tidak memperhitungkan biaya-biaya non kas (Non-cash
Charges) seperti depresiasi dan amortisasi. Yang diperhatikan adalah
transaksi tunai saja. Dengan demikian, akibat adanya beberapa perbedaan
pencatatan, dalam bentuk jumlah Laba Bersih (Net Profit) yang
ditunjukkan dalam Income Statement sama dengan jumlah uang tunai yang
dimiliki perusahaan tersebut.
Contoh: PT. WAHID memiliki sistem penjualan dan pembelian yang dilakukan secara
tunai. Income Statement per akhir tahun adalah sebagai berikut:
Penjualan
Bersih
: Rp. 1.000
Harga Pokok Penjualan
: Rp. 800 (-)
Laba Kotor
: Rp.
200
Biaya Operasional
-
Gaji/Bonus : Rp. 50
-
Lain-lain : Rp. 20
-
Depresiasi : Rp. 40 (+)
Rp. 110 (-)
Laba Bersih
Operasional
Rp. 90
Pajak Penghasilan 30
%
Rp. 30 (-)
Laba Bersih
Setelah Pajak
Rp. 60
Dalam
perhitungan Cash Flow, kita tidak memperhitungkan biaya depresiasi
sebagai biaya karena depresiasi merupakan biaya non-kas. Dengan demikian, dari
perhitungan Rugi/Laba diatas, Cash Flow yang sebenarnya adalah sebagai
berikut:
Laba
Bersih
: Rp. 60
Depresiasi
: Rp. 40 (+)
Cash
flow : Rp 100
Cash Flow dapat disusun dengan periode (interval)
per tahun, per bulan, bahkan per hari. Tentu saja semakin pendek interval yang
dipakai, hasil penyusunan akan memiliki ketepatan yang lebih tinggi. Untuk
Bank, umumnya kita menggunakan interval bulanan atau tahunan.
2.4 Format Umum Cashflow
Bentuk (format) Cashflow
sangatlah bervariasi. Tidak ada satu bentuk baku yang
dipakai secara umum. Walaupun demikian apapun bentuk
yang dipakai, format cashflow terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
1. Saldo Awal Kas (Begining Cash Balance Sheet), yaitu jumlah uang tunai(kas)
yang dimiliki perusahaan diawal periode.
2. Kas Masuk atau permintaan kas (Cash inflow), yaitu aliran yang diterima
oleh perusahaan selama waktu tertentu sesuai dengan interval perhitungan
(sehari, sebulan, triwulan dan seterusnya). Yang dimaksud dengan cashflow
adalah uang tunai yang benar-benar diterima.
Beberapa contoh komponen yang
termasuk dalam cashflow adalah:
Ø Piutang
dagang yang tertagih , yaitu piutang dagang yang dibayar oleh pelanggan
sehubungan dengan penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan.
Ø Pendapatan bunga atau simpanan yang ada di bank, seperti jasa giro, bunga
deposito, dan lain-lain. Pendapatan bunga juga mungkin didapatkan dari
pelanggan perusahaan yang terlambat membayar piutang dagang yang telah jatuh
tempo sehingga memberikan sejumlah kompensasi dengan perusahaan dalam bentuk
bunga. Pendapatan jenis ini dapat ditemukan di post other income.
Ø Konstitusi PPN untuk para eksportir yang menggunakan bahan baku dalam
negeri, yang pada saat mereka membeli bahan baku sudah membayar PPN.
Ø Penerimaan tunai sehubungan dengan
penjualan aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan
Ø Injeksi dana
segar dari pemegang saham. Misalnya adanya penambahan modal disetor, pemberian
pinjaman oleh para pemegang saham, dll.
3. Total Kas yang Tersedia (Total
Cash Available), yaitu penjualan antara saldo awal kas dengan penerimaan tunai
periode yang bersangkutan. Saldo ini menunjukkan total uang tunai yang dimiliki
perusahaan untuk perusahaan tersebut. Kas yang tersedia inilah yang akhirnya
akan diberikan untuk membayar keseluruhan kewajiban tunainya.
4. Kas Keluar atau Pengeluaran Kas
(cash outflow), yaitu aliran pembayaran kas tunai yang diberikan perusahaan.
Komponen inilah kebalikan dari cash inflow. Bila pada cash inflow perusahaan
menerima uang tunai, maka pada cash outflow perusahaan mengeluarkan uang tunai.
Beberapa contoh cash outflow:
·
Pembayaran utang dagang, yaitu utang dagang yang jatuh
tempo yang harus dibayar sehubungan dengan pembelian kredit suatu perusahaan.
·
Biaya bunga akibat pemakaian dana pinjaman, seperti
pinjaman leasing, dan lain-lain.
·
Upah buruh,
misalnya untuk industri manufaktur.
·
Biaya
operasional tunai seperti biaya gaji dan bonus karyawan, biaya
utilitas(listrik, air, telpon), biaya asuransi, biaya perjalanan, dll.
·
Utang PPH yang
harus dibayar.
·
Biaya-biaya
kredit, seperti provisi kredit, biaya adminitrasi, dll.
·
Pembelian
aktiva tetap seperti pembelian mesin-mesin, peralatan, tanah dll.
·
Pembiayaan deviden tunai (cash deviden).
·
Pembayaran cicilan pokok uang.
5. Surplus Devisi Kas Perusahaan(net
cash surplus) yaitu selisih antara total kas yang tersedia dengan cash outflow.
Ada beberapa indikasi yang ditunjukkan oleh perusahaan yang memiliki kas
surplus yang cukup besar terus menerus:
·
Kemampuan mencicil pokok pinjaman(bila ada) masih
cukup besar. Dalam kasus seperti ini kita dapat mempertimbangkan kemungkinan
pemberian pinjaman yang tidak terlalu lama.
·
Jika perusahaan memiliki pinjaman jangka pendek kas
yang surplus menunjukkan bahwa pinjaman jangka pendek tersebut dapat dilunasi.
Sebaliknya bila kas adalah
devisit, ada beberapa indikasi yang ditunjukkan:
Ø Cicilan pokok pinjaman (bila ada) terlalu besar. Untuk menguji hal ini,
kita dapat mengeluarkan cicilan pokok dari cashflow. Bila ini memang
penyebabnya, kita harus memberi pinjaman yang lebih panjang yang ada didalam
cicilan pokoknya per periode lebih ringan.
Ø Perusahaan membutuhkan tambahan pinjaman untuk menutupi kekurangan kas
tersebut.
Ø Bila defisit hanyalah terjadi pada interval awal, berarti terdapat hubungan
dengan grade period untuk pinjaman jangka panjang yang diberikan. Perusahaan
baru dapat melakukan cicilan pokok pinjaman bila saldo telah menunjukan angka
positif (surplus).
6. Saldo Kas
Minimum (minimum cash balance) yaitu, suatu jumlah uang tunai yang ingin terus
dipegang perusahaan sepanjang waktu, misalnya untuk keperluan kas kecil. Untuk
pelanggan mobil bekas (used car), setiap saat harus memiliki uang tunai agar
dapat langsung melakukan pembelian bila ada mobil yang ingin dibeli.
7. Kebutuhan dana
tambahan (Additional Financial Needs) yaitu jumlah dana yang dibutuhkan untuk
menutupi devisit kas.
Jumlah dana yang dibutuhkan ini tergantung pada kondisi devisit kas dan
saldo minimum perusahaan:
·
Bila tidak ada
saldo minimum yang ingin dipelihara perusahaan, saldo defisit kas sama dengan
kebutuhannya,
·
Bila ada saldo
kas minimum yang harus dijaga dan saldo kas adalah defisit, kebutuhan kas
tambahan merupakan saldo kas minimum tersebut ditambah saldo defisit.
·
Bila ada saldo
kas minimum yang harus dijaga, dan saldo kas adalah surplus, tetapi lebih kecil
dari pada saldo minimum yang disyaratkan, kebutuhan dana tambahan adalah
sebesar selisih antara saldo kas minimum dengan saldo surplus.
·
Bila ada saldo
kas minimum yang harus dijaga, dan posisi kas adalah surplus, dimana nilai
surplus diatas saldo kas minimum tidak dibutuhkan dana tambahan.
8. Saldo Kas Akhir
(Ending Cash Balance), yaitu posisi kas tunai diakhir periode (interval)
setelah memperhitungkan kebutuhan dana tambahan. Secara matematis, suatu Format Cash Flow secara umum dapat ditulis
sebagai berikut:
BEGINNING
CASH BALANCE
:
A
CASH INFLOW :
B
|
TOTAL CASH
AVAILABLE
: C ( A + B )
CASH
OUTFLOW :
D
|
NET CASH
SURPLUS
: E ( C – D )
|
MINIMUM
CASH
BALANCE
:
F
ADDITIONAL
FINANCIAL NEEDS
: G
|
ENDING
CASH
BALANCE
: H ( F + G )
|
F
= 0
|
Jika
E <
0
maka
G = E
(Nilai Absolut)
Jika
E > =
0
maka
G = 0
|
F
> 0
|
Jika
E <
0
maka
G = F + E (Nilai
Absolut)
Jika
E =
0
maka
G = F
Jika
E < E <
E
maka
G = F - E
Jika
E >=
F
maka
G = 0
|
Keterangan :
Jika F = 0 (tidak dibutuhkan saldo kas minimum)
Jika F > 0 (terdapat saldo kas
minimum)
III. PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas
yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata
lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan
aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Adapun kegunaan dalam menyusun
estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama
manajemen antara lain :
1.
Memberikan seluruh rencana
penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan
transaksi yang menyebabkan perubahan kas
2.
Sebagian dasar untuk menaksir
kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu
pengembalian kredit.
3.
Membantu menager untuk mengambil
keputusan kebijakan financial.
4.
Untuk kreditur dapat melihat
kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya.
Adapun langkah-langkah
dalam penyusunan cash flow, yaitu :
a) Menentukan
minimum kas
b) Menyusun
estimasi penerimaan dan pengeluaran
c) Menyusun
perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas
dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
d) Menyusun
kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi
financial dan budget kas yang final..
3.2
Saran
Untuk itu, kita perlu menggunakan metode ini yang disebut cash budget
(anggaran kas) atau yang lebih umum dapat dikenal sebagai cashflow. Cash budget
dalam kata lain dapat dikenal sebagai suatu perkiraan mengenai keluar masuknya
dana tunai yang terjadi.
Dengan
menyusun cash budget secara bulanan, kita dapat mengetahui secara pasti
kebutuhan dana untuk bulan tertentu dan kemampuan serta waktu dimana bisnis
tersebut mampu mengembalikan pinjaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Baridwan, zaki.
2004. Intermediate Accounting. Edisi
8. Jogjkarta: Fakultas Ekonomi UGM.
Jusuf, Jopie. 2010. Analisis Kredit untuk Credit (Account) officer. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
www. Geoogle.com
TUGAS KELOMPOK
(ANALISIS KREDIT AGRIBISNIS)
MAKALAH
‘‘PROYEKSI ALIRAN KAS (CASHFLOW PROJECTION)’’
(336 G3 223)

Oleh
:
Kelompok
17
MUSLIMIN
(G211 12 012)
WAHDANIAH (G211 12 013)
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN
SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
terimakasih
BalasHapusSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut