Rabu, 04 Maret 2015

Proyeksi Aliran kas (Cashflow Projection)

I.      PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Perkembangan suatu perusahaan dapat dilihat dari perkembangan status keuangan perusahaan tersebut yang dapat dilihat dari laporan pertanggungjawaban perusahaan yang disajikan dalam laporan keuangan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.1  tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Maka dapat disimpulkan laporan keuangan dapat dijadikan sarana untuk melihat tingkat produktivitas perusahaan dimasa lalu dan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengambil keputusan dimasa yang akan datang.
Salah satu bentuk laporan keuangan adalah laporan arus kas. Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan lalu lintas arus kas keluar dan arus kas masuk perusahaan. Laporan arus kas akan menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan kas perusahaan. Laporan arus kas juga akan menunjukkan sumber-sumber pemasukan kas dan pengeluaran kas. Dengan laporan arus kas maka pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat. Misalnya, apabila arus kas masuk lebih kecil daripada arus kas keluar tentu kondisi ini akan membawa perusahaan dalam kondisi defisit kas, dan hal tersebut tentu tidak baik untuk perusahaan. Kondisi arus kas yang kecil dibandingkan dengan beban akan membuat kreditor kehilangan keyakinan atas perusahaan karena dianggap mengalami financial distress atau permalasahan keuangan.
Dengan posisi kas yang memegang peranan yang sangat penting dalam kelanjutan perusahaan dapat dikatakan laporan arus kas juga memegang perana yang sangat penting untuk perusahaan karena kegunaannya untuk menyajikan laporan aktivitas kas perusahaan, baik kas masuk mauapun kas keluar serta sumber penerimaan dan pengeluaran kas.
Untuk itu, kita perlu menggunakan metode lain yang disebut cash budget (anggaran kas) atau yang lebih umum dapat dikenal sebagai cashflow. Cash budget dalam kata lain dapat dikenal sebagai suatu perkiraan mengenai keluar masuknya dana tunai yang terjadi.
Dengan menyusun cash budget secara bulanan, kita dapat mengetahui secara pasti kebutuhan dana untuk bulan tertentu dan kemampuan serta waktu dimana bisnis tersebut mampu mengembalikan pinjaman. Metode cash budget kadang-kadang lebih akurat untuk perusahaan yang memiliki penjualan musiman. Misalnya untuk industri payung, kebutuhan dana akan meningkat apabila dimusim hujan, dan akan menurun di musim kemarau. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa cash budget melengkapi analisis neraca proforma dengan menjembatani kesenjangan beberapa tanggal neraca.
1.2    Rumusan Masalah
1.      Pengertian Proyeksi Aliran Kas (Cashflow Projection) ?
2.      Bagaimana Pemanfaatan Proyeksi Aliran Kas (Cashflow Projection) ?
3.      Bagaimana Prinsip-prinsip Penyusunan Cashflow ?
4.      Bagaimana Format Umum Cashflow ?
1.3    Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Proyeksi Aliran Kas (Cashflow Projection)
2.      Untuk Mengetahui Pemanfaatan Proyeksi Aliran Kas (Cashflow Projection)
3.      Untuk Mengetahui prinsip-prinsip Penyusunan Cashflow
4.      Untuk Mengetahui Format Umum Cashflow

II.  PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Proyeksi Aliran kas (Cashflow Projection)
            Cashflow (Aliran Kas) merupakan  sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Analisis arus kas (Cashflow) adalah Laporan yang disusun guna menunjukkan perubahan bertambahnya atau berkurangnya uang kas selama satu periode. Pengeluaran uang kas suatu perusahaan dapat bertambah terus, misalnya untuk pengeluaran pembelian bahan mentah, pembayaran gajki, upah, honor, dan lain sebagainya.
            Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang miliki, simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu :
1.      Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
2.      Fungsi Anti Inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3.      Capital Growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a)      Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)
b)      Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
c)      Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek
2.2 Pemanfaatan Cashflow Projection
            Metode proyeksi aliran kas ini sangat sesuai digunakan dalam situasi penyaluran kredit sebagai berikut:
1.      Penjualan perusahaan yang sangat fluktuatif. Penjualan setiap bulan bergerak dalam satu interval yang cukup besar. Fluktuasi ini mengakibatkan posisi dana perusahaan juga bervariasi sangat tinggi. Bisa saja terjadi  bahwa  pada bulan tertentu terdapat kelebihan dana yang besar, namun tiba-tiba pada bulan berikutnya terdapat kekurangan dana yang besar.
2.      Penjualan yang bersifat musiman. Misanya, industri payung. Kebutuhan dana akan meningkat pesat menjelang musim hujan. Karena, menjelang musim hujan inilah produksi dan distribusi payung terjadi. Penjualan dan penagihan piutang terjadi pada saat musim hujan tiba. Pada musim kemarau, kebutuhan dana relatif kecil karena penjualan juga relatif kecil.
3.      Pembiayaan proyek (project financing). Misanya pembangunan apartemen, pendirian pabrik, pembelian mesin besar, dan lain-lain. Kebutuhan dana terhadap proyek-proyek seperti ini sangat tergantung pada bentuk dan progres proyek.
Melalui proyeksi aliran kas ini, dapat diketahui :
1.      Jumlah dana yang dibutuhkan, baik kebutuhan jangka penjang maupun jangka pendek. Selanjutnya dapat diketahui kapan dana tersebut dibutuhkan.
2.      Durasi grace priod yang diperlukan oleh bisnis/proyek sebelum memulai cicilan pkok.
3.      Kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran kewjiban bulanan. Dengan demikian dapat diketahui jangka waktu yang dibutuhkan untuk melunasi kredit. Penting untuk dicatat, bank tidak boleh ‘’memaksa’’ perusahaan menbayar kewajiban di luar kapasitas Cashflow-nya. Apabila itu dilakukan, perusahaan akan jatuh tempo ke dalam kesulitan likuiditas. Akhirnya bank juga yang akan ikut merasakan akibatnya, yaitu tunggakan pembayaran.
Proyeksi aliran kas ini dapat disusun dengan periode tertentu. Misanya, per tahun, per bulan, per minggu, atau bahkan, harian. Tentu saja semakin pendek
interval yang dipakai, hasil proyeksi akan lebih presisi. Tetapi, itu membutuhkan usaha yang lebih besar dan data yang lebih rinci. Bagi bank, periode bulanan dan tahunan, umumnya, sudah mencukupi.
Pada umumnya, untuk kebutuhan perkreditan, proyeksi yang dilakukan adalah bulanan. Untuk proyek jangka panjang, misalnya, pembiayaan hotel, biasanya proyeksi bulanan dilakukan untuk 1-3 tahun pertama. Setelah itu, dilakukan secara tahunan. Patokan yang dipakai untuk menetukan durasi proyeksi bulanan adalah mulai dari awal proyek sampai dengan masa stabilitas komersial. Misalnya, pembangunan sebuah hotel. Mungkin 2 tahun pertama adalah masa kontruksi. Setelah itu, 1 tahun berikutnya adalah masa peluncuran dan promosi. Setelah itu, dianggap penjualan akan stabil. Dengan demikian 3 tahun pertama dilakukan proyeksi bulanan untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci. Setelah itu, tahunan sudah cukup memadai. Untuk proyek lain, mungkin proyeksi bulanan dibutuhkan cukup untuk 2 tahun pertama. Jadi, tergantung pada jenis dan sifat proyek yang dibiayai.
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajement sebagai berikut :
1.      Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.
2.      Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
3.       Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
4.      Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya
2.3 Prinsip-prinsip Penyususnan Cashflow
            Dalam penyusunan cashflow, ada beberapa prinsip yang harus diketahui terlebih dahulu. Yang pertama adalah bahwa, sesuai namanya, cashflow disusun dengan basis tunai (cash basis). Hal ini berbeda dengan laporan keuangan yang umumnya menggunakan accrual bisnis (pencatatan dilakukan pada saat transaksi terjadi). Pada cash basis:
1.      Pencatatan dilakukan pada saat uang tunai diterima, bukan pada saat penjualan terjadi. Misalnya, penjualan pada bulan januari dilakukan dengan cara kredit 2 bulan. Pada saat melakukan proyeksi aliran kas, yang diperhatikan adalah pada saat tagihan diterima, yaitu 2 bulan kemudian. Pendapatan diakui pada saat uang tunai diterima. Bukan pada saat penjualan dilakukan.
2.      Biaya-biaya juga sama, dicatat pada saat uang tunai di keluarkan, bukan pada saat biaya timbul. Misalnya, perusahaan membeli barang melalui kredit 3 bulan. Catatan di Cashflow baru muncul pada saat pembayaran dilakukan, bukan pada saat pembelian.
Sedangkan pada accrual basis, pendapatan dan biaya diakui pada saat kejadian, dan hal tersebut belum tentu sama dalam waktu terjadi pemindahan uang tunai. Contoh: PT. A menjual barang secara kredit selama 3 bulan. Pada accrual basis penjualan dicatat pada saat barang dijual, sedangkan pada cash basis, penjualan baru dicatat setelah uang diterima (yaitu setelah 3 bulan kemudian).
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1.      Menentukan minimum kas
2.      Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
3.      Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
4.      Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
Dalam menyusun Cash Flow kita tidak memperhitungkan biaya-biaya non kas (Non-cash Charges) seperti depresiasi dan amortisasi. Yang diperhatikan adalah transaksi tunai saja. Dengan demikian, akibat adanya beberapa perbedaan pencatatan, dalam bentuk jumlah Laba Bersih (Net Profit) yang ditunjukkan dalam Income Statement sama dengan jumlah uang tunai yang dimiliki perusahaan tersebut.
Contoh: PT. WAHID memiliki sistem penjualan dan pembelian yang dilakukan secara tunai. Income Statement per akhir tahun adalah sebagai berikut:
Penjualan Bersih                                 :           Rp. 1.000
Harga Pokok Penjualan                       :           Rp.    800 (-)
Laba Kotor                                          :             Rp.    200
Biaya Operasional
-       Gaji/Bonus      : Rp. 50
-       Lain-lain          : Rp. 20
-       Depresiasi       : Rp. 40 (+)
        Rp.    110 (-)
Laba Bersih Operasional                                Rp.      90
Pajak Penghasilan 30 %                                  Rp.      30 (-)
Laba Bersih Setelah Pajak                              Rp.      60
Dalam perhitungan Cash Flow, kita tidak memperhitungkan biaya depresiasi sebagai biaya karena depresiasi merupakan biaya non-kas. Dengan demikian, dari perhitungan Rugi/Laba diatas, Cash Flow yang sebenarnya adalah sebagai berikut:
Laba Bersih                 : Rp.   60
Depresiasi                    : Rp.   40 (+)
Cash flow                    : Rp  100
Cash Flow dapat disusun dengan periode (interval) per tahun, per bulan, bahkan per hari. Tentu saja semakin pendek interval yang dipakai, hasil penyusunan akan memiliki ketepatan yang lebih tinggi. Untuk Bank, umumnya kita menggunakan interval bulanan atau tahunan.
2.4  Format Umum Cashflow
Bentuk (format) Cashflow sangatlah bervariasi. Tidak ada satu bentuk baku yang dipakai secara umum. Walaupun demikian apapun bentuk yang dipakai, format cashflow terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
1.      Saldo Awal Kas (Begining Cash Balance Sheet), yaitu jumlah uang tunai(kas) yang dimiliki perusahaan diawal periode.
2.      Kas Masuk atau permintaan kas (Cash inflow), yaitu aliran yang diterima oleh perusahaan selama waktu tertentu sesuai dengan interval perhitungan (sehari, sebulan, triwulan dan seterusnya). Yang dimaksud dengan cashflow adalah uang tunai yang benar-benar diterima.
Beberapa contoh komponen yang termasuk dalam cashflow adalah:
Ø  Piutang dagang yang tertagih , yaitu piutang dagang yang dibayar oleh pelanggan sehubungan dengan penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan.
Ø  Pendapatan bunga atau simpanan yang ada di bank, seperti jasa giro, bunga deposito, dan lain-lain. Pendapatan bunga juga mungkin didapatkan dari pelanggan perusahaan yang terlambat membayar piutang dagang yang telah jatuh tempo sehingga memberikan sejumlah kompensasi dengan perusahaan dalam bentuk bunga. Pendapatan jenis ini dapat ditemukan di post other income.
Ø  Konstitusi PPN untuk para eksportir yang menggunakan bahan baku dalam negeri, yang pada saat mereka membeli bahan baku sudah membayar PPN.
Ø   Penerimaan tunai sehubungan dengan penjualan aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan
Ø   Injeksi dana segar dari pemegang saham. Misalnya adanya penambahan modal disetor, pemberian pinjaman oleh para pemegang saham, dll.
3.  Total Kas yang Tersedia (Total Cash Available), yaitu penjualan antara saldo awal kas dengan penerimaan tunai periode yang bersangkutan. Saldo ini menunjukkan total uang tunai yang dimiliki perusahaan untuk perusahaan tersebut. Kas yang tersedia inilah yang akhirnya akan diberikan untuk membayar keseluruhan kewajiban tunainya.
4.  Kas Keluar atau Pengeluaran Kas (cash outflow), yaitu aliran pembayaran kas tunai yang diberikan perusahaan. Komponen inilah kebalikan dari cash inflow. Bila pada cash inflow perusahaan menerima uang tunai, maka pada cash outflow perusahaan mengeluarkan uang tunai. Beberapa contoh cash outflow:
·         Pembayaran utang dagang, yaitu utang dagang yang jatuh tempo yang harus dibayar sehubungan dengan pembelian kredit suatu perusahaan.
·         Biaya bunga akibat pemakaian dana pinjaman, seperti pinjaman leasing, dan lain-lain.
·         Upah buruh, misalnya untuk industri manufaktur.
·         Biaya operasional tunai seperti biaya gaji dan bonus karyawan, biaya utilitas(listrik, air, telpon), biaya asuransi, biaya perjalanan, dll.
·         Utang PPH yang harus dibayar.
·         Biaya-biaya kredit, seperti provisi kredit, biaya adminitrasi, dll.
·         Pembelian aktiva tetap seperti pembelian mesin-mesin, peralatan, tanah dll.
·         Pembiayaan deviden tunai (cash deviden).
·         Pembayaran cicilan pokok uang.
5.  Surplus Devisi Kas Perusahaan(net cash surplus) yaitu selisih antara total kas yang tersedia dengan cash outflow. Ada beberapa indikasi yang ditunjukkan oleh perusahaan yang memiliki kas surplus yang cukup besar terus menerus:
·         Kemampuan mencicil pokok pinjaman(bila ada) masih cukup besar. Dalam kasus seperti ini kita dapat mempertimbangkan kemungkinan pemberian pinjaman yang tidak terlalu lama.
·         Jika perusahaan memiliki pinjaman jangka pendek kas yang surplus menunjukkan bahwa pinjaman jangka pendek tersebut dapat dilunasi.
Sebaliknya bila kas adalah devisit, ada beberapa indikasi yang ditunjukkan:
Ø  Cicilan pokok pinjaman (bila ada) terlalu besar. Untuk menguji hal ini, kita dapat mengeluarkan cicilan pokok dari cashflow. Bila ini memang penyebabnya, kita harus memberi pinjaman yang lebih panjang yang ada didalam cicilan pokoknya per periode lebih ringan.
Ø  Perusahaan membutuhkan tambahan pinjaman untuk menutupi kekurangan kas tersebut.
Ø  Bila defisit hanyalah terjadi pada interval awal, berarti terdapat hubungan dengan grade period untuk pinjaman jangka panjang yang diberikan. Perusahaan baru dapat melakukan cicilan pokok pinjaman bila saldo telah menunjukan angka positif (surplus).
6.  Saldo Kas Minimum (minimum cash balance) yaitu, suatu jumlah uang tunai yang ingin terus dipegang perusahaan sepanjang waktu, misalnya untuk keperluan kas kecil. Untuk pelanggan mobil bekas (used car), setiap saat harus memiliki uang tunai agar dapat langsung melakukan pembelian bila ada mobil yang ingin dibeli.
7.  Kebutuhan dana tambahan (Additional Financial Needs) yaitu jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutupi devisit kas.
Jumlah dana yang dibutuhkan ini tergantung pada kondisi devisit kas dan saldo minimum perusahaan:
·         Bila tidak ada saldo minimum yang ingin dipelihara perusahaan, saldo defisit kas sama dengan kebutuhannya,
·         Bila ada saldo kas minimum yang harus dijaga dan saldo kas adalah defisit, kebutuhan kas tambahan merupakan saldo kas minimum tersebut ditambah saldo defisit.
·         Bila ada saldo kas minimum yang harus dijaga, dan saldo kas adalah surplus, tetapi lebih kecil dari pada saldo minimum yang disyaratkan, kebutuhan dana tambahan adalah sebesar selisih antara saldo kas minimum dengan saldo surplus.
·         Bila ada saldo kas minimum yang harus dijaga, dan posisi kas adalah surplus, dimana nilai surplus diatas saldo kas minimum tidak dibutuhkan dana tambahan.
8.  Saldo Kas Akhir (Ending Cash Balance), yaitu posisi kas tunai diakhir periode (interval) setelah memperhitungkan kebutuhan dana tambahan. Secara matematis, suatu Format Cash Flow secara umum dapat ditulis sebagai berikut:
BEGINNING CASH BALANCE                                                 :     A
CASH INFLOW                                                                             :     B
TOTAL CASH AVAILABLE                                                        :     C ( A + B )
CASH OUTFLOW                                                                         :     D

NET CASH SURPLUS                                                                  :     E ( C – D )
MINIMUM CASH BALANCE                                                     :     F
ADDITIONAL FINANCIAL NEEDS                                         :    G

ENDING CASH BALANCE                                                          :    H ( F + G )


F   =   0
Jika  E   <   0               maka               G  =  E               (Nilai Absolut)
Jika  E  > = 0               maka               G  =  0
F   >   0
Jika  E   <   0              maka               G  =  F  +  E       (Nilai Absolut)
Jika  E   =   0               maka               G  =  F
Jika  E   <   E   <   E    maka               G  =  F  -  E
Jika  E  >=  F               maka               G  =  0

Keterangan : Jika F = 0 (tidak dibutuhkan saldo kas minimum)
                     Jika F > 0 (terdapat saldo kas minimum)
                      
III. PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajemen antara lain :
1.      Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas
2.      Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
3.      Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
4.      Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan cash flow, yaitu :
a)      Menentukan minimum kas
b)      Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
c)      Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
d)     Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final..
3.2    Saran
Untuk itu, kita perlu menggunakan metode ini yang disebut cash budget (anggaran kas) atau yang lebih umum dapat dikenal sebagai cashflow. Cash budget dalam kata lain dapat dikenal sebagai suatu perkiraan mengenai keluar masuknya dana tunai yang terjadi. Dengan menyusun cash budget secara bulanan, kita dapat mengetahui secara pasti kebutuhan dana untuk bulan tertentu dan kemampuan serta waktu dimana bisnis tersebut mampu mengembalikan pinjaman.
                                                  DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Jogjkarta: Fakultas Ekonomi UGM.
Jusuf, Jopie. 2010. Analisis Kredit untuk Credit (Account) officer. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
www. Geoogle.com
TUGAS KELOMPOK
(ANALISIS KREDIT AGRIBISNIS)

MAKALAH
‘‘PROYEKSI ALIRAN KAS (CASHFLOW PROJECTION)’’
(336 G3 223)

Description: unhas berwarna.bmp
Oleh :
Kelompok 17
MUSLIMIN                           (G211 12 012)
                      WAHDANIAH                      (G211 12 013)
  

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
















2 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus