Senin, 09 Februari 2015

KESETIAAN DAN PENGORBANAN
          Kesetiaan dan pengorbanan adalah suatu kata yang tidak dapat dipisahkan atau bisa dikatakan saudara kembar. Karena tidak ada kesetiaan jika tidak disertai dengan pengorbanan. Orang yang setia pasti rela berkorban. Pengorbanan merupakan suatu ukuran atau wujud pengabdian dan kesetiaan terhadap  seseorang khususnya pada pasangan.
            Untuk menggambarkan kesetiaan dan pengorbanan, terkadang kita harus belajar kepada makhluk lain. Dalam kesempatan ini, kita bisa belajar kepada anjing (maaf sebelumnya, mungkin kedengarannya tidak enak).
            Saya pernah membaca suatu buku yang di tulis oleh Jonar. S dalam buku 57 PILIHAN HIDUP ‘’LIFE LESSON’’ beliau merupakan salah satu motivator yang sangat terkenal di indonesia. Dalam buku tersebut kita bisa melihat makhluk lain tentang bagaimana kesetiaan dan pengorbanan dalam hal ini seekor ANJING. IBU Sarah (Nama koreanya adalah Kim Ae Kyong) adalah Ibu gembala sidang tempat beliau melayani di Malang. Ia pernah bercerita tentang anjing peliharaannya. Ibu sarah memelihara tiga ekor anjing, dua betina dan satu jantan. Setiap anjing pun mempunyai nama masing-masing. Jantan bernama Botdona, sedangkan yang betina lainnya bernama Jonsuna dan Kendi.
            Botdona menjadi idola bagi kedua anjing betina tersebut. Namanya saja binatang, anjing yang mana pun bisa saja menjadi pasangannya. Suatu waktu, ada anjing jantan dari luar datang ke rumah Ibu Sarah. Mungkin saja musim itu adalah musim kawin bagi kedua anjing betina ini. Dalam dunia binatang (khususnya anjing), ada istilah musim kawin. Anjing dari luar ini melirik Jonsuna atau Kendi. Namun, Botdona tidak mau disaingin oleh anjing lainnya. Botdona berusaha memperjuangkan atau mempertahankan kedua anjing betina ini. Buktinya, Botdona melawan dan berusaha menggigit anjing jantan yang datang di rumahnya ibu Sarah.
            Ada hal yang menarik dari sikap kedua anjing betina tersebut. Saat bertarung, jika anjing dari luar itu yang menang, Kendi akan berpihak kepadanya dengan melambaikan atau menggoyangkan ekornya sebagai tanda senang. Kendi akan berkumpul bersama anjing jantan dari luar ini.
            Bila yang menang adalah Botdona, Kendi pun akan berubah berpihak kepada Botdona. Kembali anjing ini akan mengibaskan ekornya, yang mungkin sebagai ungkapan rasa senang. Kendi pun akan bersama-sama Botdona. Itu berati, Kendi akan berpihak dan kawin dengan anjing jantan yang terkuat dan menjadi pemenang. Kendi bisa berganti-ganti pasangan.
            Berbeda dengan Jonsuna. Jika anjing tetangga yang datang itu berkelahi dengan Botdona, Jonsuna akan tetap berpihak pada Botdona. Jonsuna akan tetap membantu Botdona melawan anjing tetangga itu. Jonsuna tidak mau pasangan berpasangan dengan anjing yang lain. Jonsuna hanya mau dekat dengan Botdona.
            Dengan melihat tingkah laku kedua anjing ini, Ibu Sarah menilai dan mengambil keputusan bahwa cinta sejati Botdona adalah Jonsuna. Mengapa ??? Karena Jonsuna tidak mau berganti-ganti pasangan. Bahkan, Jonsuna rela berkorban dan membantu Botdona melawan anjing jantan tetangga. Jonsuna setia dan berkorban untuk pasangannya.
            Dari cerita tersebut banyak hal yang saya dapatkan tentang bagaimana kesetiaan dan pengorbanan pada suatu pasangan. Tanpa pengorbanan kesetiaan seseorang dapat diukur berapa besar kesetiaannya pada pasangannya. Dalam megukur kesetiaan sesorang kita bisa lihat pada masalah-masalah yang dihadapi pasangan tersebut. Seperti kita ketahui bahwa dalam menjalin hubungan pasti ada rasa senang dan susah, jika pasangan kita hanya datang pada saat kita bahagia atau senang itu berarti bukan kesetiaan, tapi kesetiaan sesungguhnya adalah susah senang selalu berdampingan dan saling menutupi kekurangan menjadi kelebihan.
            Kita sering mendengar berita melalui berbagai media tentang suami istri yang berakhir dengan perceraian khususnya pada artis-artis indonesia. Yang lebih fatal lagi pada generasi muda kita khusunya Mahasiswa yang mempunyai pasangan alias pacaran yang sering mengalami masalah dan mengambil langkah menurutnya yang baik dan benar adalah berpisah (putus). Mengapa terjadi perceraian dan putus ??? Hampir setiap pasangan memberi jawaban yang singkat dan sederhana, yaitu tidak ada kecocokan lagi. Jika tidak cocok, mengapa dulu mengambil sebuah keputusan untuk menikah dan berpacaran.???
            Sebenarnya ini persoalannya adalah tentang kesetiaan dan pengorbanan. Jika pasangan tersebut saling setia dan mau berkorban satu sama lain, saya yakin niscaya pasangan tersebut akang langgeng dan hidup bahagia. Hanya maut atau kematian saja yang dapat memisahkan mereka.
            Sampai di mana kesetiaan dan pengorbanan ANDA terhadap pasangan ANDA.? Komitmen saling menghargai, komunikasi saling berimbang, dan curahan perhatian adalah sarana untuk melanggengkan suatu hubungan. Apalagi dengan jika diperkuat dengan kasih sayang dan kepedulian yang berdasarkan kecintaan mendalam terhadap pasangan, berbagai rintangan dalam kehidupan pasti dapat dilewati bersama.
            Kesetiaan itu bagaikan LEM, yang memperekat dan menyatukan satu sama lain. Dengan kesetiaan sebagai lem perekat, kedua pasangan tersebut tidak dapat dipisahkan. Masalah apapun yang dihadapi pasangan tersebut, mereka tetap hadapi bersama. Mereka senasib dan sepenanggungan. INILAH KESETIAN DAN PENGORBANAN....

SEMOGA BERMANFAAT TERUTAMA SAYA PRIBADI
Benarnya dari Allah, kesalahan dan kekuranganya dari saya

Muslimin
Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian



Tidak ada komentar:

Posting Komentar