KESETIAAN
DAN PENGORBANAN
Kesetiaan dan
pengorbanan adalah suatu kata yang tidak dapat dipisahkan atau bisa dikatakan
saudara kembar. Karena tidak ada kesetiaan jika tidak disertai dengan
pengorbanan. Orang yang setia pasti rela berkorban. Pengorbanan merupakan suatu
ukuran atau wujud pengabdian dan kesetiaan terhadap seseorang khususnya pada pasangan.
Untuk
menggambarkan kesetiaan dan pengorbanan, terkadang kita harus belajar kepada
makhluk lain. Dalam kesempatan ini, kita bisa belajar kepada anjing (maaf
sebelumnya, mungkin kedengarannya tidak enak).
Saya
pernah membaca suatu buku yang di tulis oleh Jonar. S dalam buku 57 PILIHAN
HIDUP ‘’LIFE LESSON’’ beliau
merupakan salah satu motivator yang sangat terkenal di indonesia. Dalam buku
tersebut kita bisa melihat makhluk lain tentang bagaimana kesetiaan dan
pengorbanan dalam hal ini seekor ANJING. IBU Sarah (Nama koreanya adalah Kim Ae
Kyong) adalah Ibu gembala sidang tempat beliau melayani di Malang. Ia pernah
bercerita tentang anjing peliharaannya. Ibu sarah memelihara tiga ekor anjing,
dua betina dan satu jantan. Setiap anjing pun mempunyai nama masing-masing.
Jantan bernama Botdona, sedangkan
yang betina lainnya bernama Jonsuna dan
Kendi.
Botdona
menjadi idola bagi kedua anjing betina tersebut. Namanya saja binatang, anjing
yang mana pun bisa saja menjadi pasangannya. Suatu waktu, ada anjing jantan
dari luar datang ke rumah Ibu Sarah. Mungkin saja musim itu adalah musim kawin
bagi kedua anjing betina ini. Dalam dunia binatang (khususnya anjing), ada
istilah musim kawin. Anjing dari luar ini melirik Jonsuna atau Kendi. Namun,
Botdona tidak mau disaingin oleh anjing lainnya. Botdona berusaha
memperjuangkan atau mempertahankan kedua anjing betina ini. Buktinya, Botdona
melawan dan berusaha menggigit anjing jantan yang datang di rumahnya ibu Sarah.
Ada
hal yang menarik dari sikap kedua anjing betina tersebut. Saat bertarung, jika
anjing dari luar itu yang menang, Kendi akan berpihak kepadanya dengan
melambaikan atau menggoyangkan ekornya sebagai tanda senang. Kendi akan
berkumpul bersama anjing jantan dari luar ini.
Bila
yang menang adalah Botdona, Kendi pun akan berubah berpihak kepada Botdona.
Kembali anjing ini akan mengibaskan ekornya, yang mungkin sebagai ungkapan rasa
senang. Kendi pun akan bersama-sama Botdona. Itu berati, Kendi akan berpihak
dan kawin dengan anjing jantan yang terkuat dan menjadi pemenang. Kendi bisa
berganti-ganti pasangan.
Berbeda
dengan Jonsuna. Jika anjing tetangga yang datang itu berkelahi dengan Botdona,
Jonsuna akan tetap berpihak pada Botdona. Jonsuna akan tetap membantu Botdona
melawan anjing tetangga itu. Jonsuna tidak mau pasangan berpasangan dengan
anjing yang lain. Jonsuna hanya mau dekat dengan Botdona.
Dengan
melihat tingkah laku kedua anjing ini, Ibu Sarah menilai dan mengambil
keputusan bahwa cinta sejati Botdona adalah Jonsuna. Mengapa ??? Karena Jonsuna
tidak mau berganti-ganti pasangan. Bahkan, Jonsuna rela berkorban dan membantu
Botdona melawan anjing jantan tetangga. Jonsuna setia dan berkorban untuk
pasangannya.
Dari
cerita tersebut banyak hal yang saya dapatkan tentang bagaimana kesetiaan dan
pengorbanan pada suatu pasangan. Tanpa pengorbanan kesetiaan seseorang dapat
diukur berapa besar kesetiaannya pada pasangannya. Dalam megukur kesetiaan
sesorang kita bisa lihat pada masalah-masalah yang dihadapi pasangan tersebut.
Seperti kita ketahui bahwa dalam menjalin hubungan pasti ada rasa senang dan
susah, jika pasangan kita hanya datang pada saat kita bahagia atau senang itu
berarti bukan kesetiaan, tapi kesetiaan sesungguhnya adalah susah senang selalu
berdampingan dan saling menutupi kekurangan menjadi kelebihan.
Kita
sering mendengar berita melalui berbagai media tentang suami istri yang
berakhir dengan perceraian khususnya pada artis-artis indonesia. Yang lebih
fatal lagi pada generasi muda kita khusunya Mahasiswa yang mempunyai pasangan
alias pacaran yang sering mengalami masalah dan mengambil langkah menurutnya
yang baik dan benar adalah berpisah (putus). Mengapa terjadi perceraian dan
putus ??? Hampir setiap pasangan memberi jawaban yang singkat dan sederhana,
yaitu tidak ada kecocokan lagi. Jika tidak cocok, mengapa dulu mengambil sebuah
keputusan untuk menikah dan berpacaran.???
Sebenarnya
ini persoalannya adalah tentang kesetiaan dan pengorbanan. Jika pasangan
tersebut saling setia dan mau berkorban satu sama lain, saya yakin niscaya
pasangan tersebut akang langgeng dan hidup bahagia. Hanya maut atau kematian
saja yang dapat memisahkan mereka.
Sampai
di mana kesetiaan dan pengorbanan ANDA terhadap pasangan ANDA.? Komitmen saling
menghargai, komunikasi saling berimbang, dan curahan perhatian adalah sarana
untuk melanggengkan suatu hubungan. Apalagi dengan jika diperkuat dengan kasih
sayang dan kepedulian yang berdasarkan kecintaan mendalam terhadap pasangan,
berbagai rintangan dalam kehidupan pasti dapat dilewati bersama.
Kesetiaan
itu bagaikan LEM, yang memperekat dan menyatukan satu sama lain. Dengan
kesetiaan sebagai lem perekat, kedua pasangan tersebut tidak dapat dipisahkan.
Masalah apapun yang dihadapi pasangan tersebut, mereka tetap hadapi bersama.
Mereka senasib dan sepenanggungan. INILAH KESETIAN DAN PENGORBANAN....
SEMOGA BERMANFAAT TERUTAMA SAYA PRIBADI
Benarnya dari Allah, kesalahan dan kekuranganya dari
saya
Muslimin
Fakultas
Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar